Jumat, 19 Agustus 2016

Analisis Etanol dalam Bir/ Anggur dengan GC

Berikut ini contoh "Laporan Praktikum Kimia Organik: Analisis Etanol dalam Bir/ Anggur dengan GC" beserta pembahasannya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua... Amin...


Analisis Etanol dalam Bir/ Anggur dengan GC

Dimas Prasetyo
12/345678/910/111213

Intisari

   Percobaan analisis etanol dalam bir/ anggur dengan kromatografi gas telah dilakukan. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara analisis kuantitatif pada kromatografi gas menggunakan standar internal.

   Pada percobaan ini dilakukan dengan cara membuat variasi larutan standar etanol 3%, 6%, 9%, 12%, 15%, 18%, dan 21%. Kemudian masing-masing larutan standar etanol ini digunakan untuk mengencerkan propanol 100% menjadi 10%. Sampel bir juga digunakan untuk mengencerkan propanol. Larutan yang terbentuk dianalisis dengan kromatografi gas, yang mana akan menghasilkan kromatogram dengan luas area puncak yang berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi etanol.

   Berdasarkan pengolahan data didapatkan persamaan untuk kurva kalibrasi standar adalah y = 0,0832x- 0,1431 dan R2= 0,9733. Konsentrasi etanol didalam sampel bir adalah 5,5781% untuk sampel A dan 5,7680% untuk sampel B.

Kata kunci: Etanol, kromatografi gas, propanol



Analisis etanol dalam bir/ anggur dengan kromatografi gas (GC)

I. Tujuan 
Mempelajari cara analisis kuantitatif pada kromatografi gas menggunakan standar internal.

II. Tinjauan Pustaka
   Metode yang banyak digunakan dalam pemisahan senyawa organik salah satunya adalah kromatografi. Lebih khusus, kromatografi gas adalah teknik kromatografi yang banyak digunakan untuk memisahkan senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil pada temperatur pengujian, utamanya 50-300°C. Apabila senyawa tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka senyawa tersebut dapat diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan kromatografi gas (Mardoni, 2005). Prinsip kerja dari kromatografi gas yaitu sampel yang diinjeksikan kedalam fasa gerak akan dibawa menuju kolom oleh gas inert (N2 dan atau H2) untuk dilakukan pemisahan komponen sampel berdaarkan kemampuan interaksi diantara fase gerak dan fase diam (Khopkar, 2007).
   Analisis kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk menyelidiki dan mengetahui kandungan senyawa yang ada didalam sampel uji. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel (Daintith J., 2004).
   Etanol dan propanol adalah suatu senyawa alkohol, yaitu senyawa seperti air yang mana satu hidrogennya diganti oleh alkil dengan rumus R-OH. Bersamaan dengan metanol, etanol, dan propanol adalah alkohol yang mudah larut dalam air (Brady, 2000).

III. Metode Percobaan
1. Alat dan Bahan
   Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu takar 10 mL, pipet ukur, tabung reaksi, gelas beaker, erlenmeyer, dan tabung ependof. Sedangkan bahan yang digunakan adalah propanol, etanol, sampel bir, dan akuades. 
2. Cara Kerja
   Etanol absolut diencerkan menjadi 3%, 6%, 9%, 12%, 15%, 18%, dan 21% dalam labu takar 10 mL. Larutan etanol ini kemudian digunakan untuk mengencerkan 1 mL propanol didalam labu takar 10 mL. Sampel bir disiapkan, lalu juga digunakan untuk mengencerkan 1 mL propanol didalam labu takar 10 mL. Setelah semua larutan dibuat, diambil 1 – 2 mL untuk dimasukkan ke dalam tabung ependof. Setiap sampel dan standar etanol kemudian dianalisis dengan kromatografi gas.

IV. Hasil Percobaan dan Pembahasan
IV. 1. Hasil Percobaan

No
Konsentrasi
Waktu Retensi (menit)
% Luas Area
Etanol
Propanol
Etanol
Propanol
Etanol
Propanol
1
3%
10%
2,905
3,328
17,23342
82,76658
2
9%
10%
2,883
3,328
32,72274
67,27726
3
12%
10%
2,843
3,265
46,09288
53,90712
4
15%
10%
2,884
3,281
51,5137
48,48622
5
18%
10%
2,819
3,241
56,69331
43,30669
6
21%
10%
2,891
3,287
63,11220
36,88780
7
Sampel A
10%
2,891
3,290
24,30337
75,69663
8
Sampel B
10%
2,883
3,280
25,19500
74,80500

Persamaan kurva standar : 0,0832x – 0,1431
Konsentrasi etanol dalam sampel bir A: 5,5781%
Konsentrasi etanol dalam sampel bir B: 5,7680%

IV. 2. Pembahasan
   Pada percobaan ini dilakukan analisis Konsentrasi etanol dalam sampel bir menggunakan kromatografi gas (GC). Untuk analisis konsentrasi etanol digunakan kromatografi gas karena etanol adalah senyawa yang mudah menguap sehingga cocok dianalisis menggunakan kromatografi gas. Dalam kromatografi gas, fase geraknya adalah gas lembam yang digerakkan dengan tekanan melalui pipa yang berisi fase diam. Tekanan uap ini memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas. Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan menggunakan waktu retensi yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu retensi ini adalah waktu yang menunjukkan lama suatu senyawa tertahan didalam kolom (Coritter, 1991).
   Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dimana akan dicari nilai konsentrasi suatu etanol yang ada didalam sampel bir. Metode yang digunakan adalah standar internal, yaitu metode dimana zat standar lain (propanol) ditambahkan kedalam larutan standar utama (variasi etanol) dan juga sampel bir yang akan dianalisis dengan konsentrasi yang sama, baru kemudian larutan dianalisis dengan kromatografi gas. Metode ini digunakan karena dengan adanya propanol yang telah diketahui prosentasenya, dengan membandingkan luas area standar etanol terhadap luas area propanol, maka dapat diketahui nilai konsentrasi dari etanol yang ada didalam sampel bir.
   Proses retensi dari larutan yang digunakan, dapat digambarkan secara garis besar sebagai berikut. Setelah larutan diinjeksikan ke dalam injektor, sampel akan diuapkan dan dibawa oleh fasa gerak (gas inert) melewati kolom. Etanol yang lebih mudah menguap akan terelusi terlebih dahulu daripada propanol. Zat-zat yang  terelusi akan dideteksi oleh detektor, lalu melalui detektor akan dihasilkan kromatogram yang berupa pita-pita puncak dan data luas areanya.
   Data dari standar etanol 3- 21% memiliki kenaikan nilai luas etanol terhadap luas propanol yang stabil dan teratur. Etanol 3% memiliki rasio luas 0,202821; Etanol 9% memiliki rasio luas 0,48638; Etanol 12% memiliki rasio luas 0,85504; Etanol 15% memiliki rasio luas 1,06244; Etanol 18% memiliki rasio luas 1,30910; dan Etanol 21% memiliki rasio luas 1,71092. Sedangkan sampel A memiliki rasio 0,32106 dan sampel B rasionya 0,33680.
   Berdasarkan pengolahan data didapatkan persamaan untuk kurva kalibrasi standar adalah y= 0,0832x- 0,1431 dan R2= 0,9733. Dengan variabel y adalah rasio luas area dan variabel x adalah nilai konsentrasi etanol. Dengan jalan memasukkan nilai rasio luas sampel bir A dan B, didapat nilai konsentrasi etanol didalam sampel bir A sebesar 5,5781% dan  nilai konsentrasi etanol didalam sampel bir B sebesar 5,7680%. Nilai ini menunjukkan bahwa sampel bir A dan B tergolong dalam minuman beralkohol dengan kadar yang rendah, karena konsentrasi etanolnya sekitar 5%.

V. Kesimpulan
   Kromatografi gas dapat digunakan untuk menentukan kadar etanol dalam sebuah bir. Pada percobaan ini kadar bir A sebesar 5,5781% dan kadar bir B sebesar 5,7680%.

VI. Daftar Pustaka
Brady, J.E., 2000, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta
Daintith, J., 2004, Kamus Kimia, Erlangga, Jakarta
Gritter, R. J., etal, 1991, Pengantar Kromatografi, ITB Press, Bandung
Khopkar, S. M., 2007, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta
Mardoni, M.M., 2005, Perbandingan Metode Kromatografi Gas dan Berat Jenis pada Penetapan Kada Etanol dalam Minuman Anggur, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi USD 

VII. Lembar Pengesahan

Yogyakarta, 1 Agustus 2016

Asisten Pembimbing Praktikan



(Nama Asisten) (TS)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar